Impian gw adalah pengen jadi seorang ‘Dosen’, yaa kalo ngga dosen ya Guru (PNS ) SMA gituu. Hehhee. Salah satu alasan jadi Dosen adalah..ngapa ya, seruu aja..kan asyik. Selain kedua itu gw juga pengen jadi seorang Penulis ( pastinya semoga jadi yang terkenal.. ). Bukan cuman sekedar Penulis Buku, tapi yaa kayak penulis skenario film laah, walaupun mungkin gw ngga jago-jago amat.
Mungkin ini sedikit rahasia ya, awal tahun ini SMA gw ngadain PENSIL, PENSI atau pentas seni ( gw lebih suka nyebut pentas air seni ). Itu diikuti oleh setiap kelas, dan kelas itu diwajibkan menampilkan karya seni nya ( tapi yang ini bukan karya seni berupa air, tau kaan.. ). Kesempatan ini kelas gw mau nampilin semacam ‘Ludruk’ gitu ( bahasa kerenya Drama ). Temanya adalah ‘Go Green’, yang mungkin tahun depannya Go Red atau Go Blue ( warna kesukaan gw selain Orange, soalnya orange manis kayak muka kamu ). Mungkin kita butuh skenario yaak dalam jalannya drama? Nah..sebenernya yang dapet jatah ngebuat skenario bukan gw, gw mah iseng-iseng aja mau ngebuat. Eniwei, cekidot skenario buatan gw yang gw kasi judul..
Kisah Si Anak Petani dan Pengusaha Centil
Ini cerita terjadi didaerah Magelang, tepatnya di Kota Jamus. Tinggal lah sepasang suami istri yang bernama Alpret dan Parisa. Mereka adalah dua orang petani yang dinotabenkan kedalam Petani Makmur Sejahtera Mandiri Dan Berprestasi Serta Taat pada Korupsi ( lho !!! ). Setellah satu tahun mereka menikah, mereka belum di beri keturunan, maka mereka mengadopsi sebiji tuyul untuk dijadikan anak angkat mereka, tapi si tuyul ngga ada yang mau dijadikan anak angkat mereka, yaa..karena rumah mereka dekat dengan Masjid, yang akan membakar para tuyul ketika jam sholat berlangsumg. Suatu hari, terjadilah insiden pematian listrik bergilir, dan selama dua hari dua malam..kota mereka mengalami kegelapan listrik. Tanpa disadari ternyata si Parisa mengalami tanda-tanda kehamilan. Sungguh kabar yang mengejutkan setelah selama satu tahun ngga diberi keturunan.
“Pah, periksa kedokter yuk pah, aku kayaknya telat deh” (sambil membujuk Alpret dan megang perut ndri )
‘wah mungkin kamu hamil mah, maklum..kan udah dua hari dua malem listrik padam” ( dengan muka sumrigah bercampur muka mes*m )
Mereka pun pergi kedokter terdekat, yaitu dokter Jastin bimbo menggunakan kereta kencana mereka, maklum untuk menghemat bahan bakar dan rahma lingkungan, ramah lingkungan maksudnya.
Mereka pun masuk ( si Alpret masih mengenakan muka sumringahnya, sesekali tertawa kecil dan ngelus perut Parisa ). Begitu mereka masuk, si Aprisa kaget ( kaget dengan agak ada lompatan ). Mereka salah masuk dokter, ternyata itu adalah Pusat Dokter Kesehatan Hewan. ( tanpa ada rasa kaget, karena saking senengnya ). Tanpa pikir panjang, yang penting dokter..mereka langsung konsultasi.
Dokter : “ini terkait dengan padamnya listrik, bukan?? Sehingga terjadi gejala hamil”
Alpret : “sepertinya sih iya, soalnya kami udah satu tahun menikah belum juga dapet keturunan..”
Parisa : “yang ada cuman dapet hadiah Rp.2000 dari Ale-ale”
Dokter : “ini gejalanya betul-betul sangat mirip” ( sambil membuka buku dan mencari-cari suatu gambar )
Alpret, Parisa : “mirip apa dok ?” ( bertanya serentak, sambil menabok meja dengan kerasnya )
Dokter : “ ( dengan muka penuh ketakutan seperti saat kerampokan Sepasang suami-istri penjahat mafia ) mi..mirip ini..( sambil masih mencari-cari sesuatu di buku, dengan penuh kekagetan )
ALpret : “iya dok, mirip apa dok..mirip sama kehamilan Justin Bieber ?? ( sambil seneng-seneng karena mengira sama kehamilanya mamanya justin )”
Parisa : “apa malah mirip sama dog..( dengan muka cengengesan )”
Alpret : “hushh.. mau apa anaknya anjing, mau ? netein anak anjing”
Dokter : “nah, ini ( menunjuk gambar )”
Parisa : “haaah..kenapa kampret??”
Dokter : “yaa, kelelawar akan hamil jika merka ada dalam kegelapan..dan itu sama seperti kalian yang setelah menikah satu tahun istri bapak ngga hamil..dan istri bapak hamil setelah kalian berdua berdua-duaan dalam kegelapan karena pemadaman listrik ( menjelaskan dengan penuh hiknat dan keyakinan bahwa mereka memiliki kesamaan dengan kampret )”
Sembilan bulan sepuluh seperempat hari pun telah berlalu, akhirnya masa melahirkan pun tiba.
“pah..papa !! ( menjerit lebih keras “
“iya-iyaa ( si Alpret berlari ngampirin Parisa yang njerit-jerit makin keras kayak orang mau pup ngga keluar-keluar )”
Mereka pun pergi kedokter kandungan kali ini, bukan ketempat Dokter Jastin Bimbo Si dokter hewan. Setelah beberapa lama kemudian, lahirlah sesosok bayi, bukan bayi anjing, bukan pula bayi kampret..dan mereka mengasi nama Pitania.
“TUJUH BELAS TAHUN lebih satu hari KEMUDIAN”
Kini Pitania telah tumbuh menjadi sesosok cewek yang cantik jelita nan baik dihati juga baik di kaki ( lho ).
Pitania : “bu..sawah satu setengah Ha di dekat toko perabotan itu mau diapakan bu ?? ( ngomong dengan halus, sambil menunjuk ke sawah )”
Parisa : “yaah..ngga tau lah, bapak sama ibuk udah terlalu sibuk ngurusin sawah-sawah yang lain ( menjawab pertanyaan anaknya sambil meneruskan memasak nasi”
Suatu hari, datanglah seorang pengusaha muda nan kaya raya Bernama Antotikuz datang ke lahan kosong milik keluarga Alpret. Dia datang bareng sopir pribadinya dan dua orang bodyguard-nya. Mereka melihat-lihat lahan itu, sambil mengukur luas lahan tersebut.
Bodyguard 1 : “yak, luasnya ada sekitar satu setengah Ha bos (berdiri dari jongkok setelah mengukur luas lahan tersebut )”
Bodyguard2 : “luas yaak bos”
Antotikuz : “cocok nih buat didirikan Mall, cukup luas..juga tempatnya strategis ( melihat sekeliling lahan tersebut )”
Ketika mereka bercakap-cakap, datanglah seorang petani yang barusan pulang dari nyangkut disawahnya, yang kebetulan sawahnya bersebrangan dengan lahan yang sedang mereka tempatin.
Petani : “( menghampiri antotikuz sambil membawa cangkul dibahunya sama ceret minum dia cangking ) misi mas, ada apa ya kok ngukur-ngukur lahan bapak Alpret”
Antotikuz : “o yaah, jadi yang punya lahn ini si Pak Alpret..bisa antarkan saya kerumah pak Alpret ngga yaa ?? ( sambil ngrayu petani tadi biar mau dan bersikap sok baik..sok imut..sok cute..sok imah )”
Sang petani termakan rayuan Antonikuz, dia pun mau nganterin kerumah Alpret. Mereka pun masuk kedalam mobil Limusin dan menuju rumah Alpret, si petani malah d’Masiv, diam tanpa kata maksudnya. Terlalu terkagum-kagum sama kemewahan limusin yang dia naikin.
Petani : “ini apa namanya ya mas, kok bagus amat. Andong bukan ya?? Tapi mana kudanya kok ngga ada.. ( sambil melihat seisi mobil itu )”
Mereka pun sampai didepan rumah Alpret. Petani yang tadi ngira mobil itu andong langsung berlari kearah pohon pisang yang ada di depan samping rumah Alpret. Antotikuz pun mengikutinya takut dia bawa kursi mobilnya lalu dia bawa kabur.
Petani : “( lari makin cepat lalu jongok ) hoek..”
Antotikuz : “kenapa?? Mabuk mobil yaa..”
Petani : “iyaa nik, biasanya cuman naik andong sik ( sambil mengelap mulutnya lalu berdiri ) “
Antotikuz berterimakasih lalu si petani pergi pulang kerumahnya sendirian tanpa teman sambil berjalan senggoyoran. Antotikuz berjalan kearah rumah Alpret.
Antotikuz : “assalamu’alaikum..( sambil mengetok pintu )”
Parisa : “wa’alaikumsalam..( berjalan kepintu sambil mengucir rambutnya, juga sempet kagum sama ketampanannya )”
Antonikuz : “rumahnya siapa ya ( cengengesan ) ??”
Parisa : “rumah saya lah, rumah sapa lagi kalo bukan rumah saya. Asal tau aja ya saya tuh udah dua puluh tiga tahun tinggal disini, mau apa..saya punya sertifikat asli tuh, ini tanah sah milik saya. ( menjawab dengan muka agak merah dikira mau nyita tanahnya )”
Antonikuz : “ngga kok ini cuman mau nanya, ini rumah pak Alpret bukan..soalnya mau nanya soal lahan kosong yang ada di dikat toko perabotan di sana itu ( menjelaskan dengan lagak malu-malu dan menunjuk kearah toko perabotan tadi )”
Parisa : “owh..maaf saya kira.. ya ini rumah Pak Alpret, saya istrinya kenapa, mau nglamar saya ?? ( menjawab dengan agak salting sama malu-malu )
Mereka masuk rumah menuju ruang tamu, parisa menuju kedapur sambil ngebayangin kalau si Antonikus beneran mau nglamar dia. Parisa membuatkan dua cangkir teh maanis sambil memanggil Alpret kalau ada tamu yang nyariin dia. Trus Parisa manggil Pitania buat nganterin teh ke ruang tamu.
Ketika Pitania menaruh cangkir tadi di meja, Antonikuz merhatiin si Pitania..betapa cantiknya dia, begitu juga sebaliknya, oitania nglirik-nglirik Antonikuz dan membatin “tampannya..”
Antonikuz, Pitania : “( ketika saling tidak sengaja memandang mata satu sama lain )”
Alpret : “heh, jangan saling memandang terlalu lama..memandang pertama itu kita yang melihat,,tetapi pandangan yang selanjutnya adalah pandangan milik setan ( berbicara halus sambil memegang pundak Antonikuz )”
Antonikuz, Pitania : “( mereka menunduk sambil senyum-senyum )”
Pertemuan itu menumbuhkan rasa cinta antara Antonikuz dengan Pitania. Pitania pun masuk kedapur sambil membayangkannya. Dia pun kemudian bertanya pada ibunya
Pitania : “buk, tamu tadi siapa ya? ( sambil menoleh keruang tamu )”
Parisa : “ngga tau juga ibu, tadi nyari bapak kamu,,kayaknya sik pengusaha kaya dari Jakarta ( mengerutkan dahi seolah bingung dengan Antonikuz )
Diruang tamu percakapan pun berlangsung sangat sengit antara Pak Alpret dengan Antonikuz.
Antonikuz: “ pak Alpret,,begini pak, itu kan lahan didekat toko perabotan milik bapak”
Alpret : “owh..yayaa, memangnya gimana ya..anda ini siapa ??”
Antonikuz : “saya Antonikuz, mau berbisnis dengan bapak (menjelaskan pada Alpret sambil menggerakkan tangan seolah refleks )”
Alpret : “bisnis bagaimana ya??”
Antonikus : “ini mengenai lahan dekat toko itu ( menunjuk lahan tadi ), itu kan tempatnya sangat strategis untuk dijadikan supermarker.”
Alpret : “maksud anda ( seolah kebingungan ) ?”
Antonikuz : “saya dari perusahaan ‘Pondok Indah Mall Jakarta” ingin membeli lahan tersebut untuk kami jadikan supermall ( berbicara seolah oarng bijak di kecamatan sebelah )”
Alpret : “APA ( agak sedikit keras )?? Kalau seperti itu saya tidak setuju, soalnya disini sudah banyak terdapat banyak kendaraan bermotor yang bnyak memberi polusi udara, maka diperlukan penghijauan, jadi sengaja lahan itu sengaja saya kosongkan untuk saya tanami pepohonan untuk menyegarkan daerah ini..bukan malah didirikan Mall, itu malah akan menambah tingkat polusi udara disini. Saya tidak setuju. ( berbicara tegas dan jelas, tapi bukan tegak bersambung..emang tulisan )”
Antonikuz : “ya sudah maaf, kalau bapak tidak menyetujuinya ( nyerah, pasrah )”
Alpret : “yaa, ndak papa ( berbicara tenang )”
Kemudian karena tidak disetujui, Antonikuz pum Pulang. Keesokan harinya dia datang kerumah Alpret lagi, kali ini untuk menemui Pitania. Beruntung pitania sedang ada di luar menyapu halaman.
antonikuz : “misi mba ( berlagak sopan )”
pitania :”( kaget karena antonkuz datang kerumahnya lagi )a..ada apa ya ??”
Antonikuz : “masi inget kan kenalkan nama saya Antonikuz ( sambil mengulurkan tangan )”
Pitania : “( membalas sambil mengambil salaman Antonikuz ) Pitania”
TO BE CONTINUED
Cukup sekian dulu aja yah, critanya seru ngga sik?? Kalau mungkin cita-cita gw jadi seorang penulis skenario ngga keturutan juga ngga papa, ternyata ngarang itu lebih sulin daripada ngebuat catetan sehari-hari , capek deh. Tunggu aja nanti par kedua-nya. Se you J
0 Comments